BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan islam dipegang oleh Khulafa Ur Rasyidin kemudian diteruskan oleh Bani Umayyah.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib merupakan awal dari kehancuran umat Islam. Hal ini dikarenakan Muawiyah bin Abu Sufyan merasa tidak puas dengan kebijaksanaan Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika menangani kasus pembunuhan Usman bin Affan. Golongan ini merasa sangat kecewa dengan pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.Akhirnya perselisihan ini memuncak menjadi Perang Jamal. Pereselisihan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyah tidak berakhir sampai disitu,akan tetapi perselisihan ini memuncak menjadi Perang Shiffin. Dalam perang itu terjadi peristiwa Tahkim atau Arbitrase.akan tetapi peristiwa ini memunculkan satu golongan yang disebut dengan golongan Khawarij. Golongan ini adalah orang-orang yang kecewa dengan peristiwa Tahkim tersebut dari pihak Ali bin Abi Thalib.
Ali bin Abi Thalib pun dibunuh oleh salah seorang dari kelompok Khawarij tersebut pada tahun 661 M. Meninggalnya Ali bin Abi Thalib membuat Muawiyah mengumumkan dirinya sebagai khalifah yang baru dengan berpusat di Damaskus,Suriah. Akan tetapi,Hasan bin Ali,putra Ali bin Abin Abi Thalib,tidak mau mengakuinya. Hal ini mulai menyulut pertentangan dikalangan umat islam.Akhirnya Hasan bin Ali membuat perjanjian damai dengan Muawiyah bin Abu Sufyan. Peristiwa ini dikenal dengan Aumul Jama'ah dan terjadi pada tahun 41 atau 661 M.
Pada masa Mua’wiyah bentuk pemerintahan dalam memilih pemimpin dari Khalifah Menjadi Kerajaan (sistem keturunan). Pada masa ini Islam sudah makin berkembang Daerah keuasaan semakin luas dan persoalan pemerintahan dan persoalan kehidupan dan semakin kompleks. Muawiyah sangat berambisi untuk dapat menaklukkan Byzantium dengan simbol kekuatannya terdapat di kota Konstantinopel. Ada tiga hal yang merancang Mu’awyah melakukan hal tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Byzantium merupakan basis kekuatan kristen ortodols yang dianggap ddan berbahaya bagi perkembangan Islam.
b. Orang-orang Byzantium suku mejadikan penyerangan terhadap kaum muslimin.
c. Byzantium memiliki kekayaan alam yang amat melimpah ruah.
Puncak kejayaan dinasti umayyah terjadi pada masa-masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86H/685-705) dan khlifah pertama, yakni Muawiyah bin Abi Sufyan dan Umar bin Abdul Aziz.
Setelah mengalami kajayaan dan keksuksesan dengan gemilang, dinasti Umayyah akhirnya mengalami kemunduran. Ketika itu pemerintahan di bawah pimpinan khlifah Walid bin Yazid (125-126 H/ 743 – 744 M) bahkan puncak kemunduran dan kehancuran terjadi pada turun 132 H/750 M yakni ketika bani Abbas memporak porandakan dinasti Umayyah.
Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad,teoatnya selama 90 tahun,dengan empat belas khalifah.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana asal-usul Daulah Bani Umayyah ?
2. Siapa-siapa saja khlifah bani Umayyah berjaya ?
3. Apa saja kebijakan dan karakteristik Daulah ?
4. Apa saja penyebab kemajuan, kemunduran dan kehancuran Daulah Umayyah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAL-USUL DAULAH BANI UMAYYAH
Nama “daulah Umayyah” itu berasal dari nama “Umayyah ibn Abdi syam ibn Abdi Manaf, yaitu seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman Jahiliyah. Umayyah ini sennariasa bersaing dengan pamannya, Hasyim ibn Abdi Manaf.
Setelah Islam masuk berubahlah hubungan antara bani Umayyah dengan sepupunya bani Hasyim, oleh karena itu persaingan untuk merebut kehrmatan dan kekuasaan tadi berubah menjadi permusuhan yang lebih nyata, bani Umayyah sangat menerang Islam. Namun, golongan bani Hasym sebaliknya mendukung Islam dan menjadi pelindung Rasulullah SAW.
Bani Umayyah barulah masuk Islam ketika kekuasaan Quraisy dipegang penuh oleh bani ‘Abdi Syam, yang mana setelah perang badr semua berada di bawah pimpinannya. Kemudian barulah Umayyah masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain, selain masuk Islam, yaitu ketika nabi Muhammad SAW bersama beribu-ribu pengikutnya yang benar-benar percaya kepada kerasulan dan pimpinannya, menyerbu masuk kota Makkah.
Setelah Rasulullah wafat. Bani Umayyah pada hakikatnya mengingini jabatan kekhalifahan, tetapi mereka belum mempunyai harapan untuk mencapai cita-cita itu pada masa Abu Bakar dan Umar. Dan setelah Umar kena tikam, dan jabatan khalifah dipegang oleh Ustman barulah muncul harapan besar dari bani Umayyah, dan semenjak itulah bani Umayyah mulai menegakkan dasar-dasar menegakkan kekhalifahan. Pada masa Usman itulah Mua’wiyah mencurahkan tenaganya untuk memperkuat dirinya, dan mempersiapkan daerah Syam sebagai basis kekuatan yang akan datang.
Ketika khalifah Ustman terbunuh, Mua’wiyah masih berjuang untuk mendapat jabatan, sampai kahirnya Ali dapat dikalahkan dan dengan demikian berpindahlah jabatan kahlifah ke Mu’awiyah yang kemudian dirubah menjadi sistem kerajaan.
B. KHALIFAH-KHALIFAH DAULAH UMAYYAH
Bani Umayyahitu terdiri atas dua cabang, merekalah yang memegang jabatan khaifah itu. Cabang pertama ialah keluarga Harb ibnu Umayyah, dan cabang kedua adalah Abul “Ash ibn Umayyah kebanyakan khalifah bani Umayyah adala berasal dari cabang yang kedua. Adapaun dari cabang pertama hanyalah Mu’awiyah, puteranya Yazid dan cucunya Muawiyah II.
Yazid 126 H Ibrahim 126 H Al Walid II 125 H – 126 H
1. Muawiyah ibn Abi Sufyan {661-681 M}
Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah kekota Damaskus dalam wilayah Suriah.
Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel
Jasa dari Mua’wiyah adalah menjadikan Damaskus sebagai pusat pemerintahan bani Umayyah. Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel
2. Yazid ibn Muawiyah {681-683 M}
Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M,Muawiyah mencalonkan anaknya, Yazid, untuk menggantikannya. Yazid menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Pada tahun 680 M, ia pindah ke Kufah atas permintaan golongan Syi'ah yang ada di Irak.
3. Muawiyah ibn Yazid {683-684 M}
Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai khalifah pada tahun 683-684 M dalam usia 23 tahun.
4. Marwan ibn Al-Hakam {684-685 M}
Ia pernah menjabat sebagai penasihat Khalifah Ustman bin Affan. Untuk mengukuhkan jabatannya,maka ia sengaja mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid.
5. Abdul Malik ibn Marwan {685-705 M}
Pada masa pemerintaha Abdul Malik bin Marwan,pemberontakan-pemberontakan kaum Syi'ah masih berlanjut. Yang termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 - 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.
6. Al-Walid ibn Abdul Malik {705-715 M}
Masa pemerintahan Walid ibn Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketetertiban. Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Dia memulai kekuasaannya dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi.
Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Bibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi.
7. Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)
Menjadi khalifah pada usia 42 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yang kuat, sehingga mudah dipengaruhi penasihat-penasihat di sekitar dirinya.
8. Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia 37 tahun. Ia terkenal adil dan sederhana. Dijaman Umar Ibn Ab Al-Aziz masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak Reformasi dan perbaikan. Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid. Berkat ketaqwa’an dan kesalehannya, dia dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin.
Penaklukan dimasa pemerintahannya pasukan islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis.
9. Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 4 tahun, 1 bulan. Ia adalah seorang penguasa yang sangat gandrung terhadap kekuasaan.
10. Hisyam ibn Abdul Malik (724-743 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia yang ke 35 tahun. Ia terkenal sebagai seorang nearawan yangcakap dan ahli militer. Hisyam bin Abdul Malik Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi.
11. Walid ibn Yazid (743-744 M)
Masa pemerintahannya selama 1 tahun, 2 bulan. Ia adalah salah seorang khalifah yang berkelakuan buruk.
Beliau seorang penyair yang istimewa, namun, judul yang terpenting dari sya’irnya hanya masalah-masalah yang tidak berarti, bakatnya disalurkan kepada pembicaraan yang berisi mencaci maki terhdap Hisyam.
12. Yazid ibn Walid (Yazid II) (744 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan dan dia wafat pada usia 46 tahun. Selain itu, masa pemerintahannya penuh kemelut dan kekacauan.
13. Ibrahim ibn Malik (744 M)
Pada masa pemerintahannya keadaan negara semkin kacau dan dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.
14. Marwan ibn Muhammad (745-750M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak berhasil ditumpasnya , tetapi dia tidak mampu menghadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya. Dan akhirnya runtuhlah kerajaan dinasti Umayyah.
C. KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK DAULAH
Adapun kebijakan para khalifah Daulah Umayyah yang menjadikan Daulah Umayyah maju sekaligus sebagai penciri atau karakter daulah tersebut adalah:
- Pada masa Mu'awiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan mengatarkan negara dan rakyatnya kepada kemakmuran serta kekayaan meliputi perluasan wilayah hingga Afrika Utara, wilayah Khurasan dan Bukhara (Turkistan) setelah menyeberangi sungai Oxus .
- Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat me¬nguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. . Selain itu, Khalifah Abd al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
- Selain melakukan pembenahan administrasi pemerintahan, Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
- Pada masa pemerintahan Walid menampakkan kejayaan Dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke Spanyol di Barat dan Sina ( India ) di Timur.. Dia membangun panti untuk orang cacat, juga membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan yang megah dan masjid-masjid.
- Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, dia melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, speerti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi musafir dan lain-lain..
D. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DAULAH UMAYYAH
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinastibani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pengggantian khlifah melalui garis keturunan adalah suatu yang baru bagi tradsisi Arab yang lebih menekankan aspek senoritias. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sisitem penggantian khlifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota istana.
2. Latar belakng terbentuknya dinasti Umayyah tidak bisa dipsahkan dari konflik-konflik politk yang terjadii dimasa Ali Ibn Abi Thalib. Sisa-sisa Syiah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka aseperti awal dan akhir mapun secara sembunyi seperti di masa pengtengahan bani Umayya. Penumpasan terhadap gerakan ini menyedot perhatian pemrintah.
3. Pada masa kuasa bani Umayyah, pertengahan etis antara sukuArabia Utara (bani Qays) dan Arabia selatan (bani Kalb) yang sudah sejak lama sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihanini mengkibatkan pera penguasa bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu sebagian besar.
4. Golongan Mawali (non Arab) terutama diIrak dan wilayah bagian timur lainnya meraa tidak puas karen status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengankeangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada maa baniUmayyah.
5. Lemahnya pemeriuntahan daulat bani Umayah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dikalangan kerajaan sehingga anak-anak khlifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatakala mereka mewarisi kekuasaan. Di samping itu, golongan afama banyak yang kecewa karena perhatian pengusa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
6. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Umayyahadalah munculnya kekuatan baru yang dipeloopori keturunan al Abbas Ibn Abdl al Mutholib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari bani Hasyim dan golongan Syia’ah, dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan bani Umayyah.
BAB III
PENUTUP
Daulah bani Umayyah I didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Khalifah yang memimpin Daulah ini ada 14 orang. Selain itu, masing-masing khalifah ada yang membuat kemajuan dan ada juga yang menyebabkan kemunduran Daulah Umayyah. Salah satu kemajuan yang di capai oleh daulah ini adalah berhasilnya menetaokan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan mendirikan mesjid agung di Damaskus.
Salah satu penyebab kehancuran dan runtuhnya daulah ini adalah . Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Selain itu, kuatnya pemberontakan yang dilakukan Bani Abbasiyah sehingga tidak mampu lagi dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cybermq.com/pustaka/detail//150/khilafah-bani-umayyah-masa-kemajuan-islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah#Daulah_Bani_Umayyah_.28Masa_Kemajuan_Islam.29
http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah
A. Syalabi. 1424/2003. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Jakarta: Pustaka al Husna Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar